Karena perangkat Android umumnya bertenaga baterai, Android dirancang untuk mengelola memori (RAM) guna menjaga konsumsi daya minimal, berbeda dengan sistem operasi desktop yang bisa terhubung pada sumber daya listrik tak terbatas. Ketika sebuah aplikasi Android tidak lagi digunakan, sistem secara otomatis akan menangguhkannya (suspend)
dalam memori – secara teknis aplikasi tersebut masih "terbuka", namun
dengan ditangguhkan, aplikasi tidak akan mengkonsumsi sumber daya
(misalnya daya baterai atau daya pemrosesan), dan akan "diam" di latar
belakang hingga aplikasi tersebut digunakan kembali. Cara ini memiliki
manfaat ganda, tidak hanya meningkatkan respon perangkat Android karena
aplikasi tidak perlu ditutup dan dibuka kembali dari awal setiap saat,
tetapi juga memastikan bahwa aplikasi yang berjalan di latar belakang
tidak menghabiskan daya secara sia-sia.
Android mengelola aplikasi yang tersimpan di memori secara otomatis:
ketika memori lemah, sistem akan menonaktifkan aplikasi dan proses yang
tidak aktif untuk sementara waktu, aplikasi akan dinonaktifkan dalam
urutan terbalik, dimulai dari yang terakhir digunakan. Proses ini tidak
terlihat oleh pengguna, jadi pengguna tidak perlu mengelola memori atau
menonaktifkan aplikasi secara manual. Namun, kebingungan pengguna atas pengelolaan memori pada Android telah menyebabkan munculnya beberapa aplikasi task killer pihak ketiga yang populer di Google Play.
0 komentar:
Posting Komentar