Android memiliki komunitas pengembang dan penggemar aktif yang
menggunakan kode sumber Android untuk mengembangkan dan mendistribusikan
versi modifikasi Android buatan mereka.
Komunitas pengembang ini seringkali memberikan pembaruan dan
fitur-fitur baru bagi perangkat lebih cepat jika dibandingkan dengan
produsen/operator, meskipun pembaruan tersebut tidak menjalani pengujian
ekstensif atau tidak memiliki jaminan kualitas.
Mereka berupaya untuk terus memberikan dukungan bagi
perangkat-perangkat lama yang tak lagi menerima pembaruan resmi, ataupun
memodifikasi perangkat Android agar bisa berjalan dengan menggunakan
sistem operasi lain, misalnya HP TouchPad. Komunitas ini seringkali merilis pembaruan bagi perangkat pra-rooted, dan berisi modifikasi yang tidak cocok bagi pengguna non-teknis, misalnya kemampuan untuk overclock atau over/undervolt prosesor perangkat. CyanogenMod adalah perangkat tegar (firmware) komunitas yang paling banyak digunakan, dan menjadi dasar bagi sejumlah firmware lainnya.
Secara historis, produsen perangkat dan operator seluler biasanya tidak mendukung pengembangan firmware oleh pihak ketiga. Produsen khawatir bahwa akan muncul fungsi yang tidak sesuai jika perangkat menggunakan perangkat lunak yang tidak resmi, sehingga akan menyebabkan munculnya biaya tambahan. Selain itu, firmware modifikasi seperti CyanogenMod kadang-kadang menawarkan fitur yang membuat operator harus mengeluarkan biaya premium, misalnya tethering. Akibatnya, kendala teknis seperti terkuncinya bootloader dan terbatasnya akses untuk root
umumnya bisa ditemui di kebanyakan perangkat Android. Namun, perangkat
lunak buatan komunitas pengembang semakin populer, dan setelah Kongres
Pustakawan Amerika Serikat mengijinkan "jailbreaking" perangkat seluler,
produsen ponsel dan operator mulai memperlunak sikap mereka terhadap
pengembang pihak ketiga. Beberapa produsen ponsel, termasuk HTC, Motorola, Samsung dan Sony, mulai memberikan dukungan dan mendorong pengembangan perangkat lunak pihak ketiga. Sebagai hasilnya, kendala pembatasan perangkat keras untuk memasang firmware tidak resmi mulai berkurang secara bertahap setelah meningkatnya jumlah perangkat yang memiliki kemampuan untuk membuka bootloader, sama dengan seri ponsel Nexus, meskipun pengguna harus kehilangan garansi perangkat mereka jika melakukannya. Akan tetapi, meskipun produsen ponsel telah menyetujui pengembangan perangkat lunak pihak ketiga, beberapa operator seluler di Amerika Serikat masih mewajibkan ponsel penggunanya untuk "dikunci".
Kemampuan untuk membuka dan meretas sistem pada telepon pintar dan
tablet terus menjadi sumber perdebatan antar komunitas pengembang dan
industri; komunitas beralasan bahwa pengembangan tidak resmi dilakukan
karena industri gagal memberikan pembaruan yang tepat waktu bagi
pengguna, atau untuk tetap melanjutkan dukungan versi terbaru bagi
perangkat lama mereka.
0 komentar:
Posting Komentar